Sore ini aku mengikuti acara rutinan mengaji bersama di kediaman
ndalem bu Nyai. Aku bersama teman-teman antusias sekali
. Karena seperti biasa
bu Nyai ketika mengajak santri wati ngaji pasti akan di uji dengan pertanyaan
seputar santri wati dan biasanya mendapatkan hadiah dari beliau. Aku memilih
duduk di urutan barisan no dua dari depan. Namaku Sheilla. Dan yang berada di
sebelahku saat ini adalah Khilma. Aku dan Khilma satu kamar tidur. Aku dan dia
sama-sama kelas VII Tsanawiyah. Namun aku dan Khilma beda kelas. Kali ini
Khilma sangat antusias sekali melebihi biasanya. Mungkin karena tadi pagi
abahnya baru nimbali dia. Beberapa menit kemudian Bu Nyai ku sudah berjalan
menghampiri tempat duduk beliau. “assalamualaikum warrohmatullahhi wabarakatuh”
Semua santri wati menjawab serentak “waalaikum salam warahmatullahi
wabarakatuh”
Nopo sampun siap sedanten? Bisa dimulai ngajinya? “ kata umik” atau
bu Nyaiku
Kemarin sampai bab nopo ? bab tentang Thaharah geh? “ kata umik
lagi”
Leres buk” kata santriwati”
Sampun sinau derenk? Sinten seng mpun bukak kitab e wau? Kata umik
Khilma mengacungkan jari dengan yakin, begitu juga dengan diriku
dan di ikuti santriwati lainnya.
Sebelum dilanjutkan mari kita membaca basmalah terlebih dahulu.
“ Bissmillahirrahmanirrahim” (semua santri beserta Bu nyai)
Aku menyukai pesantren ini banyak sekali ilmu-ilmu yang ku dapat
dari ustad ustadzah, mbak mbak pondok dan teman-temanku. Ketika aku ada PR aku
bersama Khilma dan teman yang lain mengerjakan secara bersama di aula. Setelah
kegiatan mengaji selesai kami ada jam belajar, waktu itulah kami persiapkan
untuk belajar bersama-sama. Waktu pertama datang ke pesantren ini aku tidak
mengenal khilma. Saat lulus sekolah dasar aku di beri tahu abah dan ibuku kalau
aku mau di pondokkan di sini. Aku tidak menolaknya, karena dulu mbak ku juga
ada yang mondok disini sekarang dia sudah lulus. Aku juga pernah di ajak abah
menjenguk mbk ku di sini. Di pesantren itu tidak membuat kita ketinggalan
zaman. Bahkan selama aku disini kegiatan-kegiatan Iptek juga banyak. Di
pesantrenku ini juga ada bakat dan minat santri. Nanti jam belajar dan mengaji
di sesuaikan dengan jam bakat minat santri wati. Selain di sekolah aku
mengikuti jam bakat minat ini. Bakat dan minat ini memang untuk anak-anak baru
dan seusia diriku. Karena di sekolah belum ada jam tambahan pelajaran.jadi
sepulang sekolah sehabis kita makan siang, sholat dhuhur kita bisa mengikuti
bakat minat ini sesuai keinginan dan kemampuan. Aku mengikuti bakat minat
membuat kaligrafi. Jam bakat minat yang aku ikuti hari selasa dan rabu jam
14.00 Wib. Sementara khilma mengikuti bakat minat shalawat dan kali grafi. Jam
bakat minta shalawat setelah ashar pada hari kamis. Aku juga mengikuti latihan
berpidato pada hari jum’at jam 7.00 wib.
Oh ya libur sekolahku pada hari jum’at. Dan hari ahad tetap masuk
seperti biasa. Jum’at adalah hari libur santri biasanya aku isi dengan ziaroh
di makam dan sekalian keluar membeli kitab atau perlengkapan lainnya. Aku
beserta santri wati lain ketika keluar pondok harus ada izinnya. Kami berjalan
kaki tidak di perbolehkan naik motor. Hehhehe..
Menjadi santriwati sangatlah menyenangkan. Disini kita akan
mempunyai banyak ilmu tentang agama Islam. Dulunya aku juga tidak bisa memakai
sarung. Tapi lambat laun aku mulai terbiasa. Namun ketika aku sekolah pakaianku
ya seragam seperti sekolah lainnya. Saat memasuki sekolah kita selalu
bersalaman dengan para guru-guru kami.
Jarak antara sekolah dan pesantrenku tidaklah jauh. Biasanya kami
berangkat bersama-sama. Berjalan ber iringan.
Ayo mondok teman-teman Indonesia..
Jadilah Santri NKRI untuk negeri....
Belajarlah yang rajin santri-santri Indonesia....
tunggu cerpen selanjutnya yaaa di sini lagi....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar