Senin, 17 Desember 2018

Makalah Studi Kelayakan Bisnis Tentang Resiko dan Tindakan Antisipasi


RESIKO dan TINDAKAN ANTISIPASI
Dipresentasikan dalam Mata Kuliah
Studi Kelayakan Bisnis

UIN WALISONGO SEMARANG
nenganikblogspot.com


       I.            PENDAHULUAN
Sepanjang manusia hidup, manusia akan selalu menghadapi risiko. Dalam kehidupan ini kita akan selalu menghadapi ketidakpastian, kita tidak tahu secara pasti apa yang akan terjadi pada 1 tahun yang akan datang, beberapa bulan atau minggu yang akan datang, bahkan beberapa menit atau detik yang akan datang.  Dunia ini penuh dengan ketidakpastian, kecuali kematian, itupun tetap mengandung ketidakpastian, karena kita tidak tahu kapan akan mati, dimana kematian atau disebabkan oleh apa kematian itu terjadi.  Karena kita tidak tahu persis apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, bisa jadi apa yang kita rencanakan pada saat pelaksanaannya gagal, tidak sesuai dengan harapan kita oleh karena kondisinya ternyata tidak sama dengan apa yang kita prediksikan sebelumnya. Ketika kegagalan itu terjadi oleh karena berbagai faktor yang menyebabkannya, bisa jadi kita akan mendapatkan risiko kerugian baik materi maupun non materi dalam berbagai bentuknya.
Perusahaan sebagai lembaga bisnis, sama halnya juga dengan manusia, berada dalam suatu lingkungan yang penuh dengan ketidak pastian.  Berbagai faktor dari lingkungan, baik itu konsumen, perantara, pesaing, pemerintah dan faktor lingkungan lainnya akan memberikan pengaruh kepada perusahaan baik pengaruh yang positip berarti memberikan peluang atau dorongan, atau pengaruh yang negatif, berarti memberikan hambatan atau ancaman kepada perusahaan.  Selanjutnya ketika pengaruhnya positip atau negatif, sejauhmana pengaruh positip atau negatif tersebut kepada perusahaan.  Semua itu tentu harus diperhatikan, dianalisis dan didiagnosis, namun tetap saja ketidak pastian itu tidak bisa kita rubah 100% menjadi sesuatu yang pasti.  Hanya dengan perhatian yang memadai, melalui analisis dan diagnosis yang tepat diharapkan manajemen perusahaan akan bisa memprediksi lebih tepat kemungkinan risiko yang terjadi, sehingga akan dapat meminimalkan kerugian dari resiko tersebut bila hal-hal yang tidak diharapkan terjadi, karena sudah diprediksi sebelumnya dan disiapkan antisipasinya.
    II.            RUMUSAN MASALAH
1.      Resiko dan Antisipasi.
2.      Analisis Sensitivitas.

 III.            PEMBAHASAN
A.    Resiko dan Tindakan  Antisipasi
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam investasi saham. Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham secara tajam akan membuka peluang untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke arah yang berlawanan, maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar.[1]
Menurut Ricky W. Griffin dan Ronald Ebert, risiko adalah uncertainty about future event, adapun Joel G.Siegel dan Jae K.Sim mendefinisikan risiko pada 3 hal:
1.      Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus dimana hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambilan keputusan.
2.      Variasi dalam keuntungan penjualan atau variabel keuangan lainnya
3.      Kemungkinan dari sebuah masalah keuangan yang mempengaruhi kinerja  operasi perusahaan atau posisi keuangan.
David K. Eiteman, Arthur I Stonehill dan Michael H. Moffet mengatakan bahwa risiko dasar adalah the mismatching of interest rate bases for associated assets and liabilities. Sehingga secara umum risiko dapat ditangkap sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil berdasarkan suatu pertimbangan. Menurut salah satu definisi, risiko (risk) adalah sama dengan ketidakpastian (uncertainty). Secara umum risiko dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang merugikan.
Dalam penyusunan anggaran modal, suatu proyek investasi ( perluasan usaha / penggantian aktiva tetap ) kita sering mengalami kegagalan setelah proyek tersebut dilaksanakan. Hal ini karena kita tidak memperhitungkan unsur risiko didalamnya.
Tidak ada usaha yang bebas resiko, yang perlu dilakukan adalah tindakan antisipasi agar resiko bisa diminimalkan dan tidak menimbulkan hal-hal yang diluar dugaan, adapun beberapa resiko yang mungkin timbul yaitu
1.       Perubahan Kondisi Politik
Kebijakan pemerintah akan mempengaruhi kegiatan ekonomi setiap bisnis. sehingga kita selaku pelaku bisnis perlu melakukan antisipasi terhadap perubahan kebijakan pemerintah. Jika kita berada di Indonesia maka kita akan terkena efek ini, akan tetapi jika kita merupakan perusahaan yang melakukan ekspor ke Negara-negara di luar Asia, seperti pasar Eropa dan Amerika, saat  itu kondisi kita sangat diuntungkan karena perubahan kurs yang meningkat drastic dan biaya dalam negeri yang murah.namun sebaiknya dalam suatu usaha atau bisnis, diversifikasi terhadap pasar memang sebaiknya dilakukan sehingga tidak bergantung pada satu pasar saja.

2.       Perubahan Kondisi Ekonomi
Perubahan kebijakan ekonomi maupun pertumbuhan ekonomi yang berjalan disebuah Negara maupun di sebuah  daerah juga mempengaruhi usaha kita. Selain itu, perubahan kebijakan moneter dan fiscal juga akan memperngaruhi keuntungan yang diperoleh.
Kebijakan fiscal juga memegang peranan penting, ketika pemerintah memperketat kebijakan, maka pendapatan investor akan menurun, akibatnya akan ada perubahan.[2]

3.       Perubahan Kondisi Sosial Budaya
Tak jarang sebuah masyarakat mengalami perubahan social budaya, dibandingkan pada saat permulaan kita memulai sebuah usaha. Pada saat awal, mungkin masyarakat tidak sensitive terhadap suatu hal, tetapi pada saat ini sensitivitas masyarakat meningkat.
Sebagai contoh adalah perbankan Syariah, sebelum tahun 2007,perbankan kita masih berbentuk perbankan konvensional yakni simpan dana pinjam dana dikenai bunga dan diberikan bunga, tapi dengan melihat perkembangan akhir-akhir ini , banyak bank telah mengalihkan atau membentuk perbankan Syariah untuk mendapatkan masyarakat yang lebih menyukai Syariah daripada Konvensional.
Untuk produk handphone , kita bisa melihat adanya perubahan selera masyarakat ditahun 2008 ini, bila pada mulanya konsumen membeli handphone untuk komunikasi, sejak munculnya facebook, yahoo messenger,google talk, maka konsumen mulai mengalihkan handphone untuk fungsi chatting. Maka saat ini handphone tipe qwerty yang laris dipasaran seperti blackberry dll.

4.       Perubahan Harga Bahan Baku
Disamping semakin terbatasnya sumber daya, semakin tinggi harga bahan baku maupun bahan penunjang, kita juga harus mengantisipasi akan perubahan harga bahan baku maupun bahan penunjang.seperti ketika harga minyak naik dari USD 50/barrel menjadi diatas USD 140/barrel. Banyak usaha yang harus gulung tikar karena tidak mengantisipasi akan adanya perubahan harga.
Apabila usaha kita tergolong usaha yang mengkonsumsi minyak dalam jumlah besar dan biaya minyak mentah menjadi salah satu biaya utama, maka kita bisa mengantisipasi dengan memesan terlebih dahulu dengan cara kontrak pembelian minyak tersebut untuk jangka waktu 3bulan ke depan. Dalam hal ini memang adanya resiko jika harga turun setelah 3bulan. Kita bisa memilih dengan memesan 50% kontrak untuk 3bulan kedepan dan 50% lagi sesuai dengan kondisi pasar saat pembelian.
Selain minyak mentah, untuk bahan baku impor, biasanya juga akan disesuaikan dengan harga yang dikurskan ke dalam rupiah. Untuk hal-hal tersebut, perlu kita lakukan analisa sensitivitas untuk mengetahui kemampuan usaha kita terhadap ketidakstabilan perekonomian.

5.       Perubahan Harga Jual
Setiap industry pasti ada kompetisi. Pada umumnya kompetisi harga merupakan hal yang termudah dilakukan dalam pasar menimbang harga merupakan factor yang paling mudah diperbandingkan dan dilihat oleh konsumen.
Untuk menganalisa kelayakan juga atas pada harga berapa usaha kita bisa berkompetisi di pasar dan keuntungan berapa yang minimal harus kita dapatkan, supaya tidak menimbulkan kekecewaan investor dan pemegang saham.[3]

6.       Masuknya Kompetisi
Sebagaimana harga, kompetisi merupakan sebuah kondisi yang tidak bisa dihindari,dengan demakin menguntungkan sebuah industry atau pasar, makan akan semakin banyak pemain baru yang masuk ke dalam pasar. Masuknya pemain baru, akan menggerogoti pangsa pasar pemain lama dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dengan demikian, diperlukan adanya inovasi dan perbaikan yang terus menerus untuk mempertahankan pangsa pasar yang ada dan mengantisipasi akan masuknya competitor baru dengan menciptakan hambatan-hambatan bagi masuknya pemain baru.

7.       Perubahan Teknologi
Sebagai contoh di atas untuk handphone, bila pada mulanya konsumen membeli handphone untuk komunikasi, sejak munculnya facebook, yahoo messenger,google talk, maka konsumen mulai mengalihkan handphone untuk fungsi chatting. Maka saat ini handphone tipe qwerty dan roll bar untuk dipakai hal tersebut.
Selain handphone, notebook juga sekarang mulai mengikuti jejak handphone yang mana pada tahun 2008 ini, muncullah notebook yang dikenal dengan nama notebook yang harganya seharga dengan handphone sebelumnya.
Inovasi teknologi sangat diperlukan untuk menciptakan dan mempertahankan pangsa pasar. Penelitian akan selera konsumen dari waktu ke waktu sangan diperlukan.

8.       Perubahan Budaya Organisasi
Setiap oraganisasi memiliki budaya organisasi. Keberhasilan pada masa lalu, akan membawakan kesombongan organisasi, akibatnya kemampuan mengantisipasi persaingan menjadi melambat. Itulah sebabnya banyak organisasi atau perusahaan memiliki umur hidup yang terbatas.
Perlu perubahan organisasi yang terus menerus dengan memberikan energy ke dalam organisasi agar bisa berjalan terus memacu ide-ide baru.
9.       Perubahan Karakteristik Sumber Daya Manusia
Selain sumber daya alam bisa mengalami perubahan, sumber daya manusia juga demikian halnya, sejalan dengan berjalnnya perekonomian dan kompetisi, maka sumber daya manusia menjadi faktor krusial, karena mudahnya faktor ini umtuk berpindah dari satu usaha ke usaha lainnya.[4]
Dengan menawarkan kompensasi yang tinggi dan tunjangan yang tinggi, sangat tinggi kemungkinan seseorang pindah ke usaha pesaing. Selain kompensasi, struktur organisasi yang kerucut membuat orang melihat potensi untuk promosi ke tingkat yang lebih atas menjadikan persaingan akibatnya munculnya politik kantor yang tidak baik bagi suasana kerja.
10.   Ketergantungan pada Supplier
Selain hal-hal diatas, untuk memproduksi produk tertentu di mana bahan bakunya hanya dijual oleh sekelompok supplier, maka risiko muncul kalau supplier tersebut bertindak sewenang-wenang dengan tidak mensuplai bahan baku ke kita dan memilih pesaing kita.
11.   Ketergantungan pada Konsumen
Khususnya untuk produk industri, ketergantungan pada satu konsumen atau kelompok konsumen besar terjadi. Risiko di sini adalah jika konsumen tersebut memilih untuk tidak membeli lagi barang kita dan pindah ke pesaing kita.
Untuk meminimalkan risiko sebaiknya pembeli harus terdiversifikasi dengan baik dan jangan membatasi diri pada satu konsumen satu kelompok saja.
12.   Compliance /Good  Corporate Governance
Beberapa perusahaan juga membentuk bagian compliance atau Good Corporate Governance dengan tujuan memastikan semua proses yang berjalan di dasarkan pada integritas dan proses yang tidak ada konflik kepentingan antara pengambil keputusan dengan implikasi keputusan yang di ambil. Dalam meminimalkan risiko wajib untuk memperhatikan compliance, jika tidak kita bisa keluar jalur yang ada sehingga implikasinya bisa semakin besar.
Sebagai contoh kadang – kadang bagian pembelian melakukan pembelian barang perusahaan dengan menunjuk perusahaan supplier yang dimiliki oleh temannya sehingga mendapatkan komisi dari temannya. Seharusnya, setiap pelaku pengambil keputusan harus berdiri di atas kepentingan perusahaan dan tidak atas dasar kepentingan pribadi dengan pertimbangan karena teman, saudara, atau kenalan, tapi didasarkan pada produk terbaik dengan harga terbaik bagi perusahaan.
B. Analisa Sensitivitas
            Sebagai langkah antisipasi, maka kita juga akan melakukan analisa sensitivitas atas kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dan berdampak pada kinerja perusahaan. Biasanya kita juga menyebutkan analisa ini sebagai stress test terhadap satu keadaan. Seringkali bisa muncul dengan berbagai skenario stress test, tergantung kita mau melihat seperti apa kondisi yang bisa terjadi, walaupun nantinya belum tentu terjadi.
Berikut disajikan beberapa contoh analisis sensitivitas



Moderat
Konservatif


% perubahan
Implikasi kelaba
%perubahan
Implikasi ke laba
Kenaikan harga jual
10,00%
10,00%
5,00%
5,00 %
Penurunan penjualan
10,00 %
-3,00 %
20,00%
-6,00%
Kenaikan biaya produksi
10,00%
-5,00%
20,00%
-10,00%
Kenaikan biaya lainnya
5,00%
-2,5%
10,00%
-5,00%
Kenaiakn pajak
2,00%
-2,00%
5,00%
-4,00%
Kenaiakn biaya bunga
1,00%
-200%
2,00 %
-4,00%
Keterangannya :
1.      Kenaikan harga jual, tentunya kenaikan harga jual akan berdampak positif kepada perusahaan, jika tidak di iringi dengan kenaikan biaya lainnya, seperti contoh diatas kenaikan harga jual 10%, dampak kepada kenaikan laba 10% juga.
2.      Penurunan penjualan, jika ternyata keadaan ekonomi memburuk atau terjadinya perubahan perilaku konsumen atas produk kita atau masuknya pesaing baru maka penjualan kita menjadi turun, kita akan mengalami penurunan kerugian.
3.      Kenaikan biaya produksi, bisa diakibatkan oleh kenaikan inflasi atau kenaikan harga minyak misalnya mungkin akan mengakibatkan kerugian juga, jika harga penjualan tidak bisa dinaikkan.
4.      Kenaikan pajak ketika pemerintah menerapkan tarif pajak baru, maka secara langsung laba kita akan terkena dampak karena pajak selalu merupakan faktor penggali dengan laba sebelum pajak.
5.      Kenaikan biaya bunga kredit, juga akan berdampak langsung pada keuntungan dan arus kas kita, karena merupakan biaya yang harus dibayarkan langsung.[5]

 IV.            KESIMPULAN
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam investasi saham. Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham secara tajam akan membuka peluang untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke arah yang berlawanan, maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar.
Beberapa risiko yang mungkin timbul:
1.      Perubahan kondisi politik.
2.      Perubahan kondisi ekonomi.
3.      Perubahan kondisi sosial budaya.
4.      Perubahan harga bahan baku
5.      Perubahan harga jual.
6.      Masuknya kompetisi.
7.      Perubahan teknologi
8.      Perubahan budaya organisasi
9.      Perubahan karakteristik sumber daya manusia
10.  Ketergantungan pada supplier
11.  Ketergantungan pada konsumen
12.  Compliance/ good corporate governance


    V.            PENUTUP
Demikian penjelasan dalam makalah ini, semoga bermanfaat dan bisa menjadi tambahan pengetahuan bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan untuk makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA
Johan,Suwinto, Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis, Yogyakarta: Graha Ilmu,2011
Indroes Fery N. dan Sugiarto, Managemen Resiko Perbankan, 2006




[1] Fery N. Indroes dan Sugiarto, Managemen Resiko Perbankan, 2006, hal. 7
[2] Suwinto,johan Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis, Yogyakarta: Graha Ilmu,2011.hlm 146


[3] Ibid, hal:148
[4] Suwinto,johan Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis, Yogyakarta: Graha Ilmu,2011.hlm 148-152


[5] Suwinto,johan Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis, Yogyakarta: Graha Ilmu,2011.hlm 153-154



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi Harus Bagaimana