RESIKO
dan TINDAKAN ANTISIPASI
Dipresentasikan
dalam Mata Kuliah
UIN WALISONGO SEMARANG
I.
PENDAHULUAN
Sepanjang manusia hidup, manusia akan selalu menghadapi
risiko. Dalam kehidupan ini kita akan selalu menghadapi ketidakpastian, kita
tidak tahu secara pasti apa yang akan terjadi pada 1 tahun yang akan datang,
beberapa bulan atau minggu yang akan datang, bahkan beberapa menit atau detik
yang akan datang. Dunia ini penuh dengan
ketidakpastian, kecuali kematian, itupun tetap mengandung ketidakpastian,
karena kita tidak tahu kapan akan mati, dimana kematian atau disebabkan oleh apa
kematian itu terjadi. Karena kita tidak
tahu persis apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang, bisa jadi apa
yang kita rencanakan pada saat pelaksanaannya gagal, tidak sesuai dengan
harapan kita oleh karena kondisinya ternyata tidak sama dengan apa yang kita
prediksikan sebelumnya. Ketika kegagalan itu terjadi oleh karena berbagai
faktor yang menyebabkannya, bisa jadi kita akan mendapatkan risiko kerugian
baik materi maupun non materi dalam berbagai bentuknya.
Perusahaan sebagai lembaga bisnis, sama halnya juga
dengan manusia, berada dalam suatu lingkungan yang penuh dengan ketidak
pastian. Berbagai faktor dari
lingkungan, baik itu konsumen, perantara, pesaing, pemerintah dan faktor
lingkungan lainnya akan memberikan pengaruh kepada perusahaan baik pengaruh
yang positip berarti memberikan peluang atau dorongan, atau pengaruh yang
negatif, berarti memberikan hambatan atau ancaman kepada perusahaan. Selanjutnya ketika pengaruhnya positip atau
negatif, sejauhmana pengaruh positip atau negatif tersebut kepada
perusahaan. Semua itu tentu harus
diperhatikan, dianalisis dan didiagnosis, namun tetap saja ketidak pastian itu
tidak bisa kita rubah 100% menjadi sesuatu yang pasti. Hanya dengan perhatian yang memadai, melalui
analisis dan diagnosis yang tepat diharapkan manajemen perusahaan akan bisa
memprediksi lebih tepat kemungkinan risiko yang terjadi, sehingga akan dapat
meminimalkan kerugian dari resiko tersebut bila hal-hal yang tidak diharapkan
terjadi, karena sudah diprediksi sebelumnya dan disiapkan antisipasinya.
II.
RUMUSAN MASALAH
1. Resiko
dan Antisipasi.
2. Analisis
Sensitivitas.
III.
PEMBAHASAN
A. Resiko
dan Tindakan Antisipasi
Risiko
dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran.
Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang
tidak diinginkan atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan
pada umumnya, terdapat suatu jargon “high
risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang
lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam
investasi saham. Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham secara
tajam akan membuka peluang untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun
sebaliknya, jika harga bergerak ke arah yang berlawanan, maka kerugian yang
akan ditanggung sangat besar.[1]
Menurut
Ricky W. Griffin dan Ronald Ebert, risiko adalah uncertainty about future event, adapun Joel G.Siegel dan Jae K.Sim
mendefinisikan risiko pada 3 hal:
1.
Keadaan yang mengarah kepada
sekumpulan hasil khusus dimana hasilnya dapat diperoleh dengan kemungkinan yang
telah diketahui oleh pengambilan keputusan.
2. Variasi dalam keuntungan penjualan
atau variabel keuangan lainnya
3.
Kemungkinan dari sebuah masalah
keuangan yang mempengaruhi kinerja
operasi perusahaan atau posisi keuangan.
David
K. Eiteman, Arthur I Stonehill dan Michael H. Moffet mengatakan bahwa risiko
dasar adalah the mismatching of interest
rate bases for associated assets and liabilities. Sehingga secara umum
risiko dapat ditangkap sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu
keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil berdasarkan
suatu pertimbangan. Menurut salah satu definisi, risiko (risk) adalah sama
dengan ketidakpastian (uncertainty). Secara umum risiko dapat diartikan sebagai
suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat
kemungkinan yang merugikan.
Dalam
penyusunan anggaran modal, suatu proyek investasi ( perluasan usaha /
penggantian aktiva tetap ) kita sering mengalami kegagalan setelah proyek
tersebut dilaksanakan. Hal ini karena kita tidak memperhitungkan unsur risiko
didalamnya.
Tidak ada usaha
yang bebas resiko, yang perlu dilakukan adalah tindakan antisipasi agar resiko
bisa diminimalkan dan tidak menimbulkan hal-hal yang diluar dugaan, adapun
beberapa resiko yang mungkin timbul yaitu
1.
Perubahan
Kondisi Politik
Kebijakan
pemerintah akan mempengaruhi kegiatan ekonomi setiap bisnis. sehingga kita
selaku pelaku bisnis perlu melakukan antisipasi terhadap perubahan kebijakan
pemerintah. Jika kita berada di Indonesia maka kita akan terkena efek ini, akan
tetapi jika kita merupakan perusahaan yang melakukan ekspor ke Negara-negara di
luar Asia, seperti pasar Eropa dan Amerika, saat itu kondisi kita sangat diuntungkan karena
perubahan kurs yang meningkat drastic dan biaya dalam negeri yang murah.namun
sebaiknya dalam suatu usaha atau bisnis, diversifikasi terhadap pasar memang
sebaiknya dilakukan sehingga tidak bergantung pada satu pasar saja.
2.
Perubahan
Kondisi Ekonomi
Perubahan
kebijakan ekonomi maupun pertumbuhan ekonomi yang berjalan disebuah Negara
maupun di sebuah daerah juga
mempengaruhi usaha kita. Selain itu, perubahan kebijakan moneter dan fiscal
juga akan memperngaruhi keuntungan yang diperoleh.
Kebijakan fiscal
juga memegang peranan penting, ketika pemerintah memperketat kebijakan, maka
pendapatan investor akan menurun, akibatnya akan ada perubahan.[2]
3.
Perubahan
Kondisi Sosial Budaya
Tak jarang
sebuah masyarakat mengalami perubahan social budaya, dibandingkan pada saat
permulaan kita memulai sebuah usaha. Pada saat awal, mungkin masyarakat tidak
sensitive terhadap suatu hal, tetapi pada saat ini sensitivitas masyarakat
meningkat.
Sebagai contoh
adalah perbankan Syariah, sebelum tahun 2007,perbankan kita masih berbentuk
perbankan konvensional yakni simpan dana pinjam dana dikenai bunga dan
diberikan bunga, tapi dengan melihat perkembangan akhir-akhir ini , banyak bank
telah mengalihkan atau membentuk perbankan Syariah untuk mendapatkan masyarakat
yang lebih menyukai Syariah daripada Konvensional.
Untuk produk handphone , kita bisa melihat adanya
perubahan selera masyarakat ditahun 2008 ini, bila pada mulanya konsumen
membeli handphone untuk komunikasi, sejak munculnya facebook, yahoo
messenger,google talk, maka konsumen mulai mengalihkan handphone untuk fungsi
chatting. Maka saat ini handphone tipe qwerty yang laris dipasaran seperti
blackberry dll.
4.
Perubahan Harga
Bahan Baku
Disamping
semakin terbatasnya sumber daya, semakin tinggi harga bahan baku maupun bahan penunjang,
kita juga harus mengantisipasi akan perubahan harga bahan baku maupun bahan
penunjang.seperti ketika harga minyak naik dari USD 50/barrel menjadi diatas
USD 140/barrel. Banyak usaha yang harus gulung tikar karena tidak
mengantisipasi akan adanya perubahan harga.
Apabila usaha
kita tergolong usaha yang mengkonsumsi minyak dalam jumlah besar dan biaya
minyak mentah menjadi salah satu biaya utama, maka kita bisa mengantisipasi
dengan memesan terlebih dahulu dengan cara kontrak pembelian minyak tersebut
untuk jangka waktu 3bulan ke depan. Dalam hal ini memang adanya resiko jika
harga turun setelah 3bulan. Kita bisa memilih dengan memesan 50% kontrak untuk
3bulan kedepan dan 50% lagi sesuai dengan kondisi pasar saat pembelian.
Selain minyak
mentah, untuk bahan baku impor, biasanya juga akan disesuaikan dengan harga
yang dikurskan ke dalam rupiah. Untuk hal-hal tersebut, perlu kita lakukan
analisa sensitivitas untuk mengetahui kemampuan usaha kita terhadap
ketidakstabilan perekonomian.
5.
Perubahan Harga
Jual
Setiap industry pasti ada kompetisi. Pada umumnya
kompetisi harga merupakan hal yang termudah dilakukan dalam pasar menimbang
harga merupakan factor yang paling mudah diperbandingkan dan dilihat oleh
konsumen.
Untuk menganalisa kelayakan juga atas pada harga
berapa usaha kita bisa berkompetisi di pasar dan keuntungan berapa yang minimal
harus kita dapatkan, supaya tidak menimbulkan kekecewaan investor dan pemegang
saham.[3]
6.
Masuknya
Kompetisi
Sebagaimana
harga, kompetisi merupakan sebuah kondisi yang tidak bisa dihindari,dengan
demakin menguntungkan sebuah industry atau pasar, makan akan semakin banyak
pemain baru yang masuk ke dalam pasar. Masuknya pemain baru, akan menggerogoti
pangsa pasar pemain lama dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Dengan demikian,
diperlukan adanya inovasi dan perbaikan yang terus menerus untuk mempertahankan
pangsa pasar yang ada dan mengantisipasi akan masuknya competitor baru dengan
menciptakan hambatan-hambatan bagi masuknya pemain baru.
7.
Perubahan
Teknologi
Sebagai contoh
di atas untuk handphone, bila pada mulanya konsumen membeli handphone untuk
komunikasi, sejak munculnya facebook, yahoo messenger,google talk, maka
konsumen mulai mengalihkan handphone untuk fungsi chatting. Maka saat ini
handphone tipe qwerty dan roll bar untuk dipakai hal tersebut.
Selain
handphone, notebook juga sekarang mulai mengikuti jejak handphone yang mana
pada tahun 2008 ini, muncullah notebook yang dikenal dengan nama notebook yang
harganya seharga dengan handphone sebelumnya.
Inovasi
teknologi sangat diperlukan untuk menciptakan dan mempertahankan pangsa pasar.
Penelitian akan selera konsumen dari waktu ke waktu sangan diperlukan.
8.
Perubahan Budaya
Organisasi
Setiap oraganisasi memiliki budaya
organisasi. Keberhasilan pada masa lalu, akan membawakan kesombongan
organisasi, akibatnya kemampuan mengantisipasi persaingan menjadi melambat.
Itulah sebabnya banyak organisasi atau perusahaan memiliki umur hidup yang
terbatas.
Perlu perubahan organisasi yang
terus menerus dengan memberikan energy ke dalam organisasi agar bisa berjalan
terus memacu ide-ide baru.
9.
Perubahan Karakteristik
Sumber Daya Manusia
Selain sumber
daya alam bisa mengalami perubahan, sumber daya manusia juga demikian halnya,
sejalan dengan berjalnnya perekonomian dan kompetisi, maka sumber daya manusia
menjadi faktor krusial, karena mudahnya faktor ini umtuk berpindah dari satu
usaha ke usaha lainnya.[4]
Dengan
menawarkan kompensasi yang tinggi dan tunjangan yang tinggi, sangat tinggi
kemungkinan seseorang pindah ke usaha pesaing. Selain kompensasi, struktur
organisasi yang kerucut membuat orang melihat potensi untuk promosi ke tingkat
yang lebih atas menjadikan persaingan akibatnya munculnya politik kantor yang
tidak baik bagi suasana kerja.
10.
Ketergantungan
pada Supplier
Selain hal-hal
diatas, untuk memproduksi produk tertentu di mana bahan bakunya hanya dijual
oleh sekelompok supplier, maka risiko muncul kalau supplier tersebut bertindak
sewenang-wenang dengan tidak mensuplai bahan baku ke kita dan memilih pesaing
kita.
11.
Ketergantungan
pada Konsumen
Khususnya untuk
produk industri, ketergantungan pada satu konsumen atau kelompok konsumen besar
terjadi. Risiko di sini adalah jika konsumen tersebut memilih untuk tidak
membeli lagi barang kita dan pindah ke pesaing kita.
Untuk meminimalkan risiko sebaiknya
pembeli harus terdiversifikasi dengan baik dan jangan membatasi diri pada satu
konsumen satu kelompok saja.
12.
Compliance
/Good Corporate Governance
Beberapa
perusahaan juga membentuk bagian compliance atau Good Corporate Governance
dengan tujuan memastikan semua proses yang berjalan di dasarkan pada integritas
dan proses yang tidak ada konflik kepentingan antara pengambil keputusan dengan
implikasi keputusan yang di ambil. Dalam meminimalkan risiko wajib untuk
memperhatikan compliance, jika tidak kita bisa keluar jalur yang ada sehingga
implikasinya bisa semakin besar.
Sebagai contoh kadang – kadang
bagian pembelian melakukan pembelian barang perusahaan dengan menunjuk
perusahaan supplier yang dimiliki oleh temannya sehingga mendapatkan komisi
dari temannya. Seharusnya, setiap pelaku pengambil keputusan harus berdiri di
atas kepentingan perusahaan dan tidak atas dasar kepentingan pribadi dengan
pertimbangan karena teman, saudara, atau kenalan, tapi didasarkan pada produk
terbaik dengan harga terbaik bagi perusahaan.
B. Analisa Sensitivitas
Sebagai
langkah antisipasi, maka kita juga akan melakukan analisa sensitivitas atas
kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi dan berdampak pada kinerja
perusahaan. Biasanya kita juga menyebutkan analisa ini sebagai stress test
terhadap satu keadaan. Seringkali bisa muncul dengan berbagai skenario stress
test, tergantung kita mau melihat seperti apa kondisi yang bisa terjadi,
walaupun nantinya belum tentu terjadi.
Berikut disajikan beberapa contoh analisis
sensitivitas
Moderat
|
Konservatif
|
|||
%
perubahan
|
Implikasi
kelaba
|
%perubahan
|
Implikasi
ke laba
|
|
Kenaikan
harga jual
|
10,00%
|
10,00%
|
5,00%
|
5,00
%
|
Penurunan
penjualan
|
10,00
%
|
-3,00
%
|
20,00%
|
-6,00%
|
Kenaikan
biaya produksi
|
10,00%
|
-5,00%
|
20,00%
|
-10,00%
|
Kenaikan
biaya lainnya
|
5,00%
|
-2,5%
|
10,00%
|
-5,00%
|
Kenaiakn
pajak
|
2,00%
|
-2,00%
|
5,00%
|
-4,00%
|
Kenaiakn
biaya bunga
|
1,00%
|
-200%
|
2,00
%
|
-4,00%
|
Keterangannya :
1. Kenaikan
harga jual, tentunya kenaikan harga jual akan berdampak positif kepada
perusahaan, jika tidak di iringi dengan kenaikan biaya lainnya, seperti contoh
diatas kenaikan harga jual 10%, dampak kepada kenaikan laba 10% juga.
2. Penurunan
penjualan, jika ternyata keadaan ekonomi memburuk atau terjadinya perubahan
perilaku konsumen atas produk kita atau masuknya pesaing baru maka penjualan
kita menjadi turun, kita akan mengalami penurunan kerugian.
3. Kenaikan
biaya produksi, bisa diakibatkan oleh kenaikan inflasi atau kenaikan harga
minyak misalnya mungkin akan mengakibatkan kerugian juga, jika harga penjualan
tidak bisa dinaikkan.
4. Kenaikan
pajak ketika pemerintah menerapkan tarif pajak baru, maka secara langsung laba
kita akan terkena dampak karena pajak selalu merupakan faktor penggali dengan
laba sebelum pajak.
5. Kenaikan
biaya bunga kredit, juga akan berdampak langsung pada keuntungan dan arus kas
kita, karena merupakan biaya yang harus dibayarkan langsung.[5]
IV.
KESIMPULAN
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya
kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai
kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan dari yang
diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat suatu jargon “high risk bring about high return”,
artinya jika ingin memperoleh hasil yang lebih besar, akan dihadapkan pada
risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam investasi saham. Volatilitas atau
pergerakan naik-turun harga saham secara tajam akan membuka peluang untuk
memperoleh hasil yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke
arah yang berlawanan, maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar.
Beberapa risiko yang mungkin timbul:
1. Perubahan kondisi politik.
2. Perubahan kondisi ekonomi.
3. Perubahan kondisi sosial budaya.
4. Perubahan harga bahan baku
5. Perubahan harga jual.
6. Masuknya kompetisi.
7. Perubahan teknologi
8. Perubahan budaya organisasi
9. Perubahan karakteristik sumber daya
manusia
10. Ketergantungan pada supplier
11. Ketergantungan pada konsumen
12. Compliance/ good corporate
governance
V.
PENUTUP
Demikian
penjelasan dalam makalah ini, semoga bermanfaat dan bisa menjadi tambahan
pengetahuan bagi kita semua. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah. Oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis
harapkan demi kesempurnaan makalah ini dan untuk makalah selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Johan,Suwinto, Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis,
Yogyakarta: Graha Ilmu,2011
Indroes Fery N. dan Sugiarto, Managemen Resiko Perbankan, 2006
Tidak ada komentar:
Posting Komentar