Rabu, 12 Juni 2019

Cerita Jodoh Pasti Bertemu

Namaku Velisia. Aku seorang wanita dewasa berumur 27 th. Sejak kecil diriku tinggal bersama ayah ibu ku di sebuah desa Provinsi Jawa Tengah. Aku lulusan universitas ternama di Jawa. Menyelesaikan kuliah 3,5 th cukup bagiku.
Setelah Strata satu usai banyak sekali impian yang bersarang dalam otakku. Terlebih ketika aku mulai mengenal seorang lelaki hebat itu.Dan impian impian yang dulu selalu ku angankan perlahan-lahan aku mulai menggenggamnya. Sebelum aku mulai mengenal lelaki hebat itu diriku masuk ke salah satu perusahan efek terkemuka di Indonesia.
Rasanya seperti mimpi bersanding dengan orang-orang pilihan di Negeri ini.

Setelah mulai kerja sekitar 6 bulan aku memutuskan melanjutkan Strata 2 di Ibukota. Yups lagi dan lagi jalan menuju impian itu sempurna tanpa celah. Senyum lebar terlihat saat aku dinyatakan lulus seleksi beasiswa. Selanjutnya mulai mengatur waktu kerja dan jam kuliah. Yeah.....

Perjalanan ku baru dimulai hari itu juga. Dewi fortuna berpihak baik kepadaku. Restu orang tua dan saudara selalu ku genggam indah. Pada saat itu aku masih berumur 23 th. Sungguh itu adalah kemenangan yang di idam idamkan banyak orang.

Lambat laun aku mulai menyibukkan diri dengan semua rutinitas kantor beserta teman kampus yang baru. Dunia Ibukota sangat gemerlap. Sehingga aku benar-benar terlena. Hingga 4th lamanya aku tidak pernah pulang ke Semarang. Bukan lupa bukan juga enggan pulang. Debaran rindu bergejolak saat 1 th tidak memeluk tangan ibu dan ayah.  2th berselang ayah dan ibu memutuskan menyambangiku ke rumah baru ku di Ibukota. Rumah ini sebenarnya belum sah menjadi milikku sepenuhnya pada kala itu. 4 hari lamanya ayah ibu beserta adikku berkunjung di sana. Rumah elite pada zamannya.

Sebelah rumah persis itu ada lelaki idamanku.Dia bekerja satu kantor denganku. Hanya saja aku dan dia belum berani melanjutkan ke tahap lebih matang. Dia adalah lelaki yang ku sebut hebat kala itu. Wajah nya yang kalem serta hidung mancungnya selalu menemani ku di saaat aku lagi badmood. Dia selalu sabar dan pengertian. Hari-hari aku lalui hampir 24 jam bersamanya. Misalnya pagi itu aku sengaja bangun lebih pagi hanya untuk menyambangi rumahnya membawakan nasi goreng udang kesukaannya dan secangkir kopi pahit untuknya.

Hari-hariku sempurna bersamanya. itu sejak 2 th silam. Sejak diriku belum kembali ke kota kelahiran. Sejak diriku benar-benar merasakan gemerlapnya Sang Ibukota yang terasa sesak. Setiap pulang kantor aku sengaja jalan kaki dengannya menyusuri lorong-lorong yang banyak anak bermain sepeda. iyaa itu merupakan obat kerinduanku dengan kampung halaman.

Saat orang tua datang beliau menanyakan banyak hal termasuk sampai kapan aku dengan dia selalu begini. iyaa lelaki berkumis tipis berhidung mancung. Namanya Dion al Mustofa. Dia masih keturunan orang timur tengah.

Berkali kali aku bertanya perihal pernikahan tapi Dion enggan menjawab pasti.
seolah impian ku menikah muda adalah hal bodoh pada waktu itu.

Hingga akhirnya waktu melesat cepat tanpa hambat.Aku sudah lulus S2 setahun lalu.Dan pengabdiannku 4th di kantor mendapat Reward beasiswa S3 ke Amsterdam. Sungguh kali ini benar-benar dewi fortuna kembali berpihak kepadaku. Dalam dunia kerja akulah ratu nya meloby pihak lain. Cukup telaten memang walaupun banyak colega yang bilang kalau khas jawa ku susah di hilangkan.

Pagi itu sebelum aku melangkah lebih jauh, aku memutuskan kembali Ke Semarang. memesan tiket online dan memsan taxi online. Beberapa menit aku menunggu Dion menjemputku tapi sayangnya dia tidak datang.

Sebelum wisuda aku dan Dion bertengkar hebat. Semua ini karena butuh kejelasan.


Bersambung

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi Harus Bagaimana