Perasaanku Dalam Diam
Perasaan yang tumbuh dan aku tidak mengetahuinya mulai kapan. Apakah
saat kita berbicara berdua beberapa tahun lalu ataukah sejak saat kita melalui
hal bersama-sama tahun lalu. Sudah ku menyuruhnya untuk segera enyah dari hati
dan fikiran
. Dan sama sekali enggan beranjak pergi. Aku hanya takut kalau
perasaan ini semakin bersemayam dan menggelanyut ke dalam hingga berujung tak
terbalaskan olehmu. Bagaimana denganmu? Semenjak kita terhalang jarak dan mulai
hidup dengan hal baru, aku masih saja menyimpan rapi dirimu di antara berjuta
hal baru yang aku alami. Sungguh ini adalah teka teki Tuhan tentang perasaanku.
Kau membuatku selalu bertanya dengan semua gundah ku beberapa bulan lalu, saat
kau mencoba membicarakan impianmu kepadaku. Apa itu artinya kau juga merasakan
apa yang aku rasakan saat ini? Ahhhh sialnya aku selalu kelu saat mau
mengutarakannya. Ahh tidak pantaskah wanita zaman sekarang mengutarakan
rasanya? Seperti istri nabi Muhammad Siti Khadijah yang datang dahulu ke Nabi. Apakah
aku juga harus menyimpan rapi dan kutata dengan hiasan di hati saja. Agar kisah
ku denganmu seperti Fatimah dan Ali. Mencintaimu dengan diam. Ahhh sungguh
indah bukan? Kalau saja engkau juga melakukan hal yang sama untukku. Misalnya saja
kau mendoakanku dalam diam.hehhehehe
Separuh doaku selalu menyebut namaku. Tentang kesehatanmu,
rezekimu,dan segera kau menemui waliku. Indah bukan? Rasanya aku ingin segera
berlari ke beberapa tahun silam. Ingin mengetahui siapa engkau yang telah
dituliskan untukku. Sungguh aku sangat menantinya. Mennati dengan ketaatan yang
digariskan. Sesuai garis ketentuan yang ada. Tidak mencoba mengumbar dalam
dunia maya. Aku hanya ingin berbisik kepada Rabbi ijinkan aku dan dia bersatu. Menyatu
dengan restu, menyatu dengan ridhomu.
Aku berusaha mengiklaskan semuanya kepada Rabbi Izzati. Ketika nanti
doaku terjawab aku tidak ingin mengingkari bahwa engkau adalah salah satu
jalanku menuju Jannahnya. Ketika nanti kita akan menjadi satu, berjanjilah pada
dirimu untuk selalu membimbingku dan mencari ridho serta keberkahanNya.
Kau seperti hujan dimusim kemarau. Yang teramat sangat aku
menunggumu di sini. Ketika nanti kita bersama banyak sekali mimpi indah yang
aku ingin utarakan kepadamu. Sajak yang aku tulis semuanya untukmu. Aku mengetahui semua tentangmu namun aku harus
tetap diam karena rasa yang aku berikan untukmu aku ingin mewujudkannya seperti
Fatimah dan Ali. Semoga kelak kita menyatu dalam temu suci itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar