PENGANGGURAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Disusun guna melengkapi tugas
Dosen pengampu : Siti Muyassyaroh, M.,Si.,H.
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah pengangguran dan kemiskinan
di Indonesia seolah sudah menjadi kawan sejati yang tidak bisa dipisahkan. Dari
tahun ke tahun jumlah pengangguran yang ber-title sarjana terus bertambah,
tanpa memiliki perbekalan atau keahlian dalam bidang tertentu untuk mengatasi
pengangguran itu sendiri. Serta dengan semakin sedikitnya jumlah lapangan kerja
yang tersedia. Dari segi ilmu geografi, pengangguran adalah salah satu
permasalahan yang terdapat di dalamnya. Indonesia membutuhkan petumbuhan
setidaknya 7,3 persen per-tahun untuk mengurangi angka pengangguran.
Pertumbuhan itu bisa dicapai jika laju inflasi berkisar 4 hingga 6 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) per-hari ini mencatat ada sekitar 1,1 juta orang
yang menjadi pengangguran baru di Indonesia. Jumlah tersebut merupakan jumlah
anak yang tamat sekolah (perguruan tinggi) namun belum bisa diterima bekerja.
Sedangkan jika dilihat dari segi
ilmu ekonomi, meluasnya pengangguran sebenarnya bukan saja disebabkan rendahnya
tingkat pendidikan seseorang, tetapi juga disebabkan kebijakan pemerintah yang
terlalu memprioritaskan ekonomi makro atau pertumbuhan. Ketika terjadi krisis ekonomi
di kawasan Asia tahun 1997 silam, misalnya banyak perusahaan yang melakukan
perampingan jumlah tenaga kerja. Sebab, tidak mampu lagi membayar gaji karyawan
akibat defisit anggaran perusahaan. Akibatnya jutaan orang terpaksa harus
dirumahkan atau dengan kata lain meraka terpaksa di-PHK –Pemutusan Hubungan
Kerja.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud dengan pengangguran?
2.
Apa
saja jenis-jenis pengangguran?
3.
Apa
saja penyebab pengangguran?
4.
Apa
dampak pengangguran?
5.
Bagaimana
kebijakan-kebijakan pemerintah dalam mengatasi pengangguran?
C.
Maksud dan Tujun
Dalam penulisan makalah ini, penulis
mempunyai tujuan untuk melengkapi salah satu tugas dari Dosen, dalam rangka
mencapai manfaat penulisan agar menambah wawasan dan pengetahuan penulis,
melatih diri dalam hal pembuatan makalah, dan untuk membangun kepribadian yang
baik dengan menulis.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pengangguran
Dalam UU No. 13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan bahwa ”tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melaksanakan
pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan
sendiri maupun masyarakat.”
Pengangguran (tuna karya) adalah seseorang yang sudah digolongkan
dalam angkatan kerja yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu
tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkan[1].
Sedangkan Angkatan kerja adalah warga negara yang aktif ikut serta menyumbang
tenaga dalam kegiatan produksi serta warga negara yang sedang mencari pekerjaan
atau masih menganggur, tetapi sewaktu-waktu siap untuk bekerja. Dan kesempatan
kerja adalah jumlah lapangan kerja yang tersedia bagi masyarakat, baik yang telah
ditempati maupun lapangan kerja yang masih kosong.
Tingkat pengangguran dapat dihitung
dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang
dinyatakan dalam persen.
Seseorang bisa dikatakan sebagai
pengangguran bila memenuhi salah satu kategori dibawah ini:
1.
Sedang
mempersiapkan suatu usaha baru
2.
Tidak
memiliki pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan
3.
Sedang
tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan
4.
Sudah
mendapat pekerjaan tetapi belum mulai bekerja
B.
Jenis-jenis Pengangguran
Jenis-jenis pengangangguran adalah sebagai berikut:
1.
Pengangguran
Normal
Adalah golongan angkatan kerja yang betul-betul tidak mendapatkan
pekerjaan karena pendidikan dan ketrampilan tidak memadai.
2.
Setengah
Menganggur (Under Unemployment)
Adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak
ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan
tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
3.
Pengangguran
Terselubung (Disguised Unemployment)
Adalah golongan angkatan kerja yang kurang dimanfaatkan dalam
bekerja atau golongan yang melakukan pekerjaan tetapi hasilnya tidak cukup
untuk memenuhi kebutuhan atau golongan yang bekerja dibawah kemampuan
intelektualnya.
4.
Pengangguran
terbuka (Open Unemployment)
Adalah golongan angkatan kerja yang betul-betul tidak mempunyai
atau mendapatkan kesempatan bekerja sehingga tidak mendapatkan penghasilan.
Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan
padahal telah berusaha secara maksimal.
Jenis pengangguran ini terbagi atas:
a.
Pengangguran
friksional (frictional unemployment)
Adalah pengangguran temporer yang terjadi karena atas perubahan dan
dinamika ekonomi atau menganggur karena adanya ketidakcocokan dengan lowongan
pekerjaan.
b.
Pengangguran
musiman (seasonal Unemployment)
Adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musim sehingga
mempengaruhi jumlah pekerjaan yang tersedia di beberapa industri, misalnya
pada sektor pertanian. Atau
menganggur karena adanya fluktuasi
kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus menganggur atau
menganggur karena menunggu musim. Contohnya seperti petani yang menanti musim
tanam atau dari musim tanam ke musim panen, pedagang durian yang menanti musim
durian.
c.
Pengangguran
konjungtural (cycle unemployment)
Yaitu pengangguran akibat perubahan-perubahan dalam tingkat
kegiatan ekonomi seperti berkurangnya permintaan barang dan jasa.
d.
Pengangguran
siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya
kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan
oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).
e.
Pengangguran
siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat
imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah
daripada penawaran kerja.
f.
Pengangguran
struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran
struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:
1.
Akibat
permintaan berkurang
2.
Akibat
kemajuan dan pengguanaan teknologi
3.
Akibat
kebijakan pemerintah
4.
Muncul
akibat perubahan stuktur ekonomi, misalnya dari struktur agraris berubah
menjadi industri.
g.
Pengangguran
voluntari (sukarela)
Terjadi karena adanya orang yang sesungguhnya masih dapat bekerja,
tetapi dia tidak mau bekerja karena
mungkin sudah cukup dengan kekayaan yang dimiki.
h.
Pengangguran
deflasioner
Terjadi karena lowongan kerja yang tersedia tidak cukup untuk
menampung pencari kerja.
i.
Pengangguran
teknologi
Menganggur karena adanya kemajuan teknologi, seperti pergantian
tenaga manusia dengan mesin.
C.
Faktor-Faktor Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena
jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang
mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian
karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan
berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah
sosial lainnya.
Faktor-faktor Penyebab pengangguran adalah sebagai berikut :
1.
Penurunan
permintaan tenaga kerja.
Jika terjadi penurunan permintaan barang/jasa maka akan berdampak
menurunnya jumlah tenaga kerja.
2.
Kemajuan
teknologi
Semakin pesatnya kemajuan teknologi maka akan berdampak menurunnya
permintaan tenaga kerja.
3.
Kelemahan
pasar tenaga kerja
Serikat pekerja dan pemerintah serigkali dianggap terlalu ikut
campur dalam pasar tenaga kerja sehingga menyebabkan munculnya pengangguran.
Meskipun demikian, alasan-alasan dibawah ini dapat menjadi pembelajaran :
a.
Serikat
pekerja meminta upah terlalu tinggi
b.
Keberadaan
tunjangan pengangguran justru menurunkan niat untuk bekerja
c.
Asuransi
pekerja terlalu berat dengan perusahaan
d.
Informasi
mengenai lowongan kerja kurang
e.
Ketidak
mampuan pekerja untuk mencari pekerjaan
4.
Besarnya Angkatan Kerja
Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar
daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang
terjadi.
5.
Struktur Lapangan Kerja
Tidak Seimbang
6.
Kebutuhan jumlah dan
jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan
kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi
kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia.
Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak
dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
7.
Meningkatnya peranan
dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja
Indonesia.
8.
Penyediaan dan
Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari
kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya.
Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah
ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
Masalah lain penyebab pengangguran
adalah ketidk mauan perusahaan untuk menerima tenaga kerja karena hal-hal
tertentu, seperti cacat fisik, dll.
D.
Dampak pengangguran
Ketiadaan pendapatan menyebabkan
penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya
tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan
per kapita suatu negara.
Berikut disebutkan dampak
pengangguran dalam beberapa aspek:
1. Terhadap perekonomian
a. Masyarakat tidak dapat mencapai tingkat kemakmuran secara maksimum.
b. Pendapatan dari sektor pajak berkurang.
c. Tidak mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
2. Terhadap individu
a. Menghilangkan mata pencaharian dan pendapatan.
b. Menghilangkan ketrampilan.
c. Menimbulkan masalah sosial, seperti meningkatnya tindak kejahatan.
3.
Bagi
masyarakat
a.
Pengangguran
merupakan beban psikologis dan psikis.
b.
Pengangguran
dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
c.
Pengangguran
akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.
E.
Kebijakan-kebijakan Dalam Mengatasi Pengangguran
1. Mengatasi pengangguran friksional dan suka rela yaitu dengan cara
sebagai berikut :
a.
Perluasan
kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang
bersifat padat karya.
b.
Pembangunan
transmigrasi untuk menambah lapangan kerja baru dibidang agraris.
c.
Pembukaan
proyek-proyek umum oleh peme-rintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya,
PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung
maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta, dan sektor lain.
d.
Menggalakkan
pengembangan sector Informal, seperti
home indiustri.
e.
Memberikan
bantuan pinjaman lunak berupa uang tunai dengan bunga ringan dan bantuan lain
untuk memacu kehidupan industri kecil.
2.
Dalam
mengatasi pengangguran konjungtural yaitu dengan cara sebagai berikut:
a.
Meningkatkan
daya beli masyarakat sehingga pasar menjadi ramai dan akan meningkatkan jumlah
permintaan (barang).
b.
Mengatur
bunga bank agar tidak terlalu tinggi sehingga para investor lebih suka
menginvestasikan uangnya dalam bidang usaha untuk mendapatkan keuntungan yang
lebih besar.
3.
Kebijakan
dalam mengatasi pengangguran struktural adalah dengan cara sebagai berikut:
a.
Menyediakan
lapangan kerja untuk menampung kelebihan tenaga kerja disektor ekonomi lain
pada suatu daerah yang mengalami perubahan sektok ekonomi.
b.
Pelatihan
tenaga kerja untuk mengisi yang masih membutuhkan
c.
Menarik
investor, khususnya merangsang berdirinya industri baru.
4.
Mengatasi
pengangguran musiman yaitu dengan cara:
a.
Pelatihan
ketrampilan lain selain bidang yang sudah digeluti.
b.
Menginformasikan
lowongan pekerjaan yang ada disektor lain kepada masyarakat.
5.
Mengatasi
pengangguran deflasioner dengan cara:
a.
Pelatihan
tenaga kerja, terutama diarahkan untuk tenaga kerja yang akan dikirim keluar
negeri.
b.
Menarik
investor baru.
6.
Mengatasi
pengangguran teknologi dengan cara:
a.
Mempersiapkan
masyarakat untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dengan cara memasukkan
materi kurikulum pelatihan teknologi pada sekolah-sekolah.
b.
Pengenalan
teknologi yang ada sejak usia dini.
c.
Pelatihan
tenaga pendidik untuk menguasai teknologi baru yang harus disampaikan pada
anak.
F.
KESIMPULAN
Pengangguran atau tuna karya adalah
istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja,
bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan
karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali
menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran,
produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat
menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung
dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang
dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus
mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat
kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat
menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan
politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan
ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita
suatu negara.
BAB III
PENUTUP
Demikian telah selesailah penulisan makalah ini,
penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan
dan masih jauh dari kesempurnaan karna kesempurnaan hanya milik allah swt.
Namun penulis berharap semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi diri
penulis dan pembaca. Amiin
DAFTAR PUSTAKA
Kirana Candra, S.Pd., Dkk, Ekonomi,(Klaten:Viva
Pakarindo).
Ekonomi kelas X:2009
Wikipedia Bahasa Indonesia,
Ensiklopedia Bebas, Pengangguran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar