Senin, 10 Desember 2018

Makalah Ekonomi Makro ( Pengangguran dan Kebijakan Pemerintah)


PENGANGGURAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH
Disusun guna melengkapi tugas
Mata kuliah : Ekonomi Makro Islam
Dosen pengampu : Siti Muyassyaroh, M.,Si.,H.



IAIN wALISONGO



FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2013




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Masalah pengangguran dan kemiskinan di Indonesia seolah sudah menjadi kawan sejati yang tidak bisa dipisahkan. Dari tahun ke tahun jumlah pengangguran yang ber-title sarjana terus bertambah, tanpa memiliki perbekalan atau keahlian dalam bidang tertentu untuk mengatasi pengangguran itu sendiri. Serta dengan semakin sedikitnya jumlah lapangan kerja yang tersedia. Dari segi ilmu geografi, pengangguran adalah salah satu permasalahan yang terdapat di dalamnya. Indonesia membutuhkan petumbuhan setidaknya 7,3 persen per-tahun untuk mengurangi angka pengangguran. Pertumbuhan itu bisa dicapai jika laju inflasi berkisar 4 hingga 6 persen. Badan Pusat Statistik (BPS) per-hari ini mencatat ada sekitar 1,1 juta orang yang menjadi pengangguran baru di Indonesia. Jumlah tersebut merupakan jumlah anak yang tamat sekolah (perguruan tinggi) namun belum bisa diterima bekerja.
Sedangkan jika dilihat dari segi ilmu ekonomi, meluasnya pengangguran sebenarnya bukan saja disebabkan rendahnya tingkat pendidikan seseorang, tetapi juga disebabkan kebijakan pemerintah yang terlalu memprioritaskan ekonomi makro atau pertumbuhan. Ketika terjadi krisis ekonomi di kawasan Asia tahun 1997 silam, misalnya banyak perusahaan yang melakukan perampingan jumlah tenaga kerja. Sebab, tidak mampu lagi membayar gaji karyawan akibat defisit anggaran perusahaan. Akibatnya jutaan orang terpaksa harus dirumahkan atau dengan kata lain meraka terpaksa di-PHK –Pemutusan Hubungan Kerja.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan pengangguran?
2.      Apa saja jenis-jenis pengangguran?
3.      Apa saja penyebab pengangguran?
4.      Apa dampak pengangguran?
5.      Bagaimana kebijakan-kebijakan pemerintah dalam mengatasi pengangguran?
C.    Maksud dan Tujun
Dalam penulisan makalah ini, penulis mempunyai tujuan untuk melengkapi salah satu tugas dari Dosen, dalam rangka mencapai manfaat penulisan agar menambah wawasan dan pengetahuan penulis, melatih diri dalam hal pembuatan makalah, dan untuk membangun kepribadian yang baik dengan menulis.
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Pengangguran
Dalam UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan bahwa ”tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melaksanakan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun masyarakat.”
Pengangguran (tuna karya) adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja yang secara aktif sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh pekerjaan yang diinginkan[1]. Sedangkan Angkatan kerja adalah warga negara yang aktif ikut serta menyumbang tenaga dalam kegiatan produksi serta warga negara yang sedang mencari pekerjaan atau masih menganggur, tetapi sewaktu-waktu siap untuk bekerja. Dan kesempatan kerja adalah jumlah lapangan kerja yang tersedia bagi masyarakat, baik yang telah ditempati maupun lapangan kerja yang masih kosong.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.
Seseorang bisa dikatakan sebagai pengangguran bila memenuhi salah satu kategori dibawah ini:
1.      Sedang mempersiapkan suatu usaha baru
2.      Tidak memiliki pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan
3.      Sedang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan
4.      Sudah mendapat pekerjaan tetapi belum mulai bekerja

B.     Jenis-jenis Pengangguran
Jenis-jenis pengangangguran adalah sebagai berikut:
1.      Pengangguran Normal
Adalah golongan angkatan kerja yang betul-betul tidak mendapatkan pekerjaan karena pendidikan dan ketrampilan tidak memadai.
2.      Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Adalah tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.
3.      Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment)
Adalah golongan angkatan kerja yang kurang dimanfaatkan dalam bekerja atau golongan yang melakukan pekerjaan tetapi hasilnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan atau golongan yang bekerja dibawah kemampuan intelektualnya.
4.      Pengangguran terbuka (Open Unemployment)
Adalah golongan angkatan kerja yang betul-betul tidak mempunyai atau mendapatkan kesempatan bekerja sehingga tidak mendapatkan penghasilan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.
Jenis pengangguran ini terbagi atas:
a.       Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Adalah pengangguran temporer yang terjadi karena atas perubahan dan dinamika ekonomi atau menganggur karena adanya ketidakcocokan dengan lowongan pekerjaan.
b.      Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian musim sehingga mempengaruhi jumlah pekerjaan yang tersedia di beberapa industri, misalnya pada  sektor pertanian. Atau menganggur  karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus menganggur atau menganggur karena menunggu musim. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam atau dari musim tanam ke musim panen, pedagang durian yang menanti musim durian.
c.       Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Yaitu pengangguran akibat perubahan-perubahan dalam tingkat kegiatan ekonomi seperti berkurangnya permintaan barang dan jasa.
d.      Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).
e.       Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.
f.       Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:
1.      Akibat permintaan berkurang
2.      Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
3.      Akibat kebijakan pemerintah
4.      Muncul akibat perubahan stuktur ekonomi, misalnya dari struktur agraris berubah menjadi industri.
g.      Pengangguran voluntari (sukarela)
Terjadi karena adanya orang yang sesungguhnya masih dapat bekerja, tetapi dia tidak mau bekerja  karena mungkin sudah cukup dengan kekayaan yang dimiki.
h.      Pengangguran deflasioner
Terjadi karena lowongan kerja yang tersedia tidak cukup untuk menampung pencari kerja.
i.        Pengangguran teknologi
Menganggur karena adanya kemajuan teknologi, seperti pergantian tenaga manusia dengan mesin.

C.    Faktor-Faktor Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Faktor-faktor Penyebab pengangguran adalah sebagai berikut :
1.      Penurunan permintaan  tenaga kerja.
Jika terjadi penurunan permintaan barang/jasa maka akan berdampak menurunnya jumlah tenaga kerja.
2.      Kemajuan teknologi
Semakin pesatnya kemajuan teknologi maka akan berdampak menurunnya permintaan tenaga kerja.
3.      Kelemahan pasar tenaga kerja
Serikat pekerja dan pemerintah serigkali dianggap terlalu ikut campur dalam pasar tenaga kerja sehingga menyebabkan munculnya pengangguran. Meskipun demikian, alasan-alasan dibawah ini dapat menjadi pembelajaran :
a.       Serikat pekerja meminta upah terlalu tinggi
b.      Keberadaan tunjangan pengangguran justru menurunkan niat untuk bekerja
c.       Asuransi pekerja terlalu berat dengan perusahaan
d.      Informasi mengenai lowongan kerja kurang
e.       Ketidak mampuan pekerja untuk mencari pekerjaan
4.      Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
5.      Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
6.      Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
7.      Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia.
8.      Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang
Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
Masalah lain penyebab pengangguran adalah ketidk mauan perusahaan untuk menerima tenaga kerja karena hal-hal tertentu, seperti cacat fisik, dll.





D.    Dampak pengangguran
Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.
Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.
Berikut disebutkan dampak pengangguran dalam beberapa aspek:
1.      Terhadap perekonomian
a.       Masyarakat tidak dapat mencapai tingkat kemakmuran secara maksimum.
b.      Pendapatan dari sektor pajak berkurang.
c.       Tidak mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
2.      Terhadap individu
a.       Menghilangkan mata pencaharian dan pendapatan.
b.      Menghilangkan ketrampilan.
c.       Menimbulkan masalah sosial, seperti meningkatnya tindak kejahatan.
3.      Bagi masyarakat
a.       Pengangguran merupakan beban psikologis dan psikis.
b.      Pengangguran dapat menghilangkan keterampilan, karena tidak digunakan apabila tidak bekerja.
c.       Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

E.     Kebijakan-kebijakan Dalam Mengatasi Pengangguran
1.      Mengatasi pengangguran friksional dan suka rela yaitu dengan cara sebagai berikut :
a.       Perluasan kesempatan kerja dengan cara mendirikan industri-industri baru, terutama yang bersifat padat karya.
b.      Pembangunan transmigrasi untuk menambah lapangan kerja baru dibidang agraris.
c.       Pembukaan proyek-proyek umum oleh peme-rintah, seperti pembangunan jembatan, jalan raya, PLTU, PLTA, dan lain-lain sehingga bisa menyerap tenaga kerja secara langsung maupun untuk merangsang investasi baru dari kalangan swasta, dan sektor lain.
d.      Menggalakkan pengembangan sector  Informal, seperti home indiustri.
e.       Memberikan bantuan pinjaman lunak berupa uang tunai dengan bunga ringan dan bantuan lain untuk memacu kehidupan industri kecil.
2.      Dalam mengatasi pengangguran konjungtural yaitu dengan cara sebagai berikut:
a.       Meningkatkan daya beli masyarakat sehingga pasar menjadi ramai dan akan meningkatkan jumlah permintaan (barang).
b.      Mengatur bunga bank agar tidak terlalu tinggi sehingga para investor lebih suka menginvestasikan uangnya dalam bidang usaha untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.
3.      Kebijakan dalam mengatasi pengangguran struktural adalah dengan cara sebagai berikut:
a.       Menyediakan lapangan kerja untuk menampung kelebihan tenaga kerja disektor ekonomi lain pada suatu daerah yang mengalami perubahan sektok ekonomi.
b.      Pelatihan tenaga kerja untuk mengisi yang masih membutuhkan
c.       Menarik investor, khususnya merangsang berdirinya industri  baru.
4.      Mengatasi pengangguran musiman yaitu dengan cara:
a.       Pelatihan ketrampilan lain selain bidang yang sudah digeluti.
b.      Menginformasikan lowongan pekerjaan yang ada disektor lain kepada masyarakat.
5.      Mengatasi pengangguran deflasioner dengan cara:
a.       Pelatihan tenaga kerja, terutama diarahkan untuk tenaga kerja yang akan dikirim keluar negeri.
b.      Menarik investor baru.
6.      Mengatasi pengangguran teknologi dengan cara:
a.       Mempersiapkan masyarakat untuk dapat mengikuti perkembangan teknologi dengan cara memasukkan materi kurikulum pelatihan teknologi pada sekolah-sekolah.
b.      Pengenalan teknologi yang ada sejak usia dini.
c.       Pelatihan tenaga pendidik untuk menguasai teknologi baru yang harus disampaikan pada anak.

F.     KESIMPULAN
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.


 BAB III
PENUTUP
Demikian telah selesailah penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan dan masih jauh dari kesempurnaan karna kesempurnaan hanya milik allah swt. Namun penulis berharap semoga makalah ini berguna dan bermanfaat bagi diri penulis dan pembaca. Amiin





DAFTAR PUSTAKA
Kirana Candra, S.Pd., Dkk, Ekonomi,(Klaten:Viva Pakarindo).
Ekonomi kelas X:2009
Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas, Pengangguran.




[1] Kirana Candra, S.Pd., Dkk, Ekonomi,(Klaten:Viva Pakarindo), h.14

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Puisi Harus Bagaimana